Rabu, 28 Agustus 2019
Rabu, 10 Juli 2019
[PENGAJIAN UMUM]
<Khusus Muslimah>
Hadirilah pengajian umum bulanan khusus muslimah bersama Usth. Dr. Zumrotul mukaffa (ketua yayasan pp. Darussalam keputih Surabaya) pada :
Hari : setiap hari rabu pekan ke-2
Jam : 15.30 (ba'da ashar)
Tempat : Gedung Utama PP. Darussalam Keputih
#fatayat
#muslimat
#NU
#aswaja
#santriwati
#indonesialebihnyantri
Rabu, 27 Februari 2019
Selamat Jalan Mutiara yang Terpendam
Tidak bisa dipungkiri, Surabaya telah menghiasi kanvas kehidupanku dengan corak warnanya yang beragam. Lima puluh satu bulan berada di kota tersebut membuatku rindu akan kenangan yang kini hanya menjadi cerita tak berkata. Rasanya ingin sekali me'monumen'kan setiap detik dari empat tahun lebih tiga bulan itu, juga setiap jengkal dari ribuan langkah yang telah kaki ini tempuh. Namun, apalah arti semua itu bila hidupku masih saja tak bermanfaat bagi kehidupan.
Pada kesempatan nganggur di tengah-tengah kesibukan malam ini, melihat sepintas foto beliau yang diupload di group pondok membuat tanganku tak sanggup menolak untuk memonumenkan sosok Abah Yai yang pernah dengan segala teladannya mendidik lakuku.
Darussalam.. Adalah pondok kecil di salah satu sudut kota pahlawan, di pinggiran desa yang bernama Keputih, di belakang kampus besar yang bernama ITS. Pondok sederhana yang menjadi tempatku menghabiskan semester 3 sampai semester 6 kuliahku. Tidak banyak yang tahu memang. Pondok ini hanyalah pondok kecil (dulu, entah sekarang) dengan 2 kamar santri, 1 kamar ustadz, 1 ruang ngaji, dan 2 kamar mandi. Letaknya yang berada di dalam, lebih tepatnya di belakang ndalem, tanpa papan nama seperti pondok-pondok kebanyakan, membuat pondok ini semakin tak diketahui orang. Hanya cerita dari mulut ke mulut lah yang membuat keberadaan pondok ini terdeteksi orang.
Beliau lah Al-Maghfur Lah Abah Yai KH. Abdus Syakur bin Ibrahim yang menjadi magnet bagi segelintir orang-orang pilihan yang sempat nyantri di sana. "Orang se-Keputih, orang se-ITS itu pada kemana saja, ada orang seperti Abah Syakur kok dibiarkan saja", kata dosenku waktu itu. Memang, Abah Yai yang begitu itu seperti berlian yang disembunyikan. Tidak memiliki ratusan santri seperti Kyai kebanyakan. Tidak membutuhkan puluhan jama'ah pengajian seperti Kyai pada umumnya. Beliau seperti tidak mau nampak ke permukaan. Apakah seperti beliau ini yang dimaksud Ibnu Athoillah dalam Kitabnya, Al-Hikam, agar kita menanam diri dalam tanah kerendahan?
Memang, kami tidak disediakan jam tersendiri untuk menimba ilmu secara lahir dari beliau. Putra-putri beliau lah yang terjun mendidik kami. Ustadz Marozik, biasa kami sapa dengan panggilan "Ustadz", putra beliau yang menempati kamar di sebelah kamar kami. Ustadz lah yang paling sering berinteraksi dengan keseharian kami. Beliau mengisi ngaji setelah maghrib. Ning Yung, putri beliau yang paling so sweet, begitu besar perhatiannya pada kami. Mulai dari membangunkan shubuh, ngopyaki piket, mengambilkan makan, beliau lah yang mengurusi tetek mbengek kami. Ning Yung mengisi ngaji setelah shubuh, dengan suaranya yang menggelegar itu :D. Satu lagi Ustadz Sukamto, kami biasa memanggilnya Gus To. Kalau Gus To ini adalah menantu beliau. Hanya seminggu sekali ngaji Nashoihul Ibad, pada malam Rabu setelah Isya'.
Begitulah, bahkan kepada santri-santrinya sendiri Abah Yai tak "muncul ke permukaan". Selama aku di pondok, hanya sekali saja kami diminta ke ndalem untuk ngaji Al-Qur'an di hadapan beliau. Meski hanya sekali tetapi didikan beliau benar-benar tertanam di hati. Tentang makhroj huruf dan tajwid yang pagi itu beliau ajarkan, sampai saat ini masih jelas ucapan beliau di telingaku.
Bukan teori memang yang diajarkan beliau kepada kami, meski tak bisa dipungkiri tidak sedikit pula nasihat yang beliau berikan kepada kami saat sowan ke ndalem .
Uswah Hasanah yang beliau nampakkan kepada santrinya memang lebih tajam daripada teori. Lisanul hal afshohu min lisanil maqol. Bagaimana beliau mengajarkan kesederhanaan, kerendahan hati, keistiqomahan, kesabaran, tawakkal, ikhlas, bertahan dalam arus, dan ah masih banyak lagi yang beliau ajarkan kepada kami.
Mungkin, jika sampeyan bertanya pada santri-santri beliau, "Siapakah orang yang paling menghormati tamunya?", mereka akan menjawab "Abah Yai". Bahkan jika tamu itu adalah kami yang notabene santri-santri beliau. Ya, beliau sendiri lah yang selalu menuangkan minuman ke dalam gelas untuk kami. Beliau sendiri pula lah yang membukakan tutup-tutup toples yang kemudian mengambilkan kami jamuan yang ada, satu per satu. Sehingga berkali-kali pula lah aku menyusun strategi agar puasa ku tidak batal, tanpa menolak pemberian beliau.
Di setiap kesempatan kami sowan ndalem, selalu yang dipilih adalah pagi hari. Kenapa?, agar ada alasan untuk tidak berlama-lama menyita waktu beliau; ngapunten Abah Yai, badhe kuliah. Karena Abah Yai tak pernah mengakhiri menjamu tamu sebelum tamu tersebut yang meminta. Pernah suatu ketika kami sowan ndalem ba'da maghrib, agar terbentur dengan Isya' yang seharusnya Abah Yai menjadi imam di masjid, sehingga harap kami: kami tidak berlama-lama menyita waktu beliau tetapi tanpa alasan yang "mengada-ada". Tanpa kami sangka, Abah Yai tidak memperdulikan jama'ah di masjid hanya karena "tamu-tamu" semacam kami. Duh, beliau benar-benar megajarkan kami tentang menghormati tamu, tentang mementingkan orang lain.
Kini, teladan kami sudah dipanggil-Nya pulang. Tuhan telah merindukan beliau. Hanya kenangan lah yang dapat ku lihat saat ke Surabaya. Hanya makam beliau lah yang dapat ku kunjungi saat ke Keputih.
Memang, kami tidak disediakan jam tersendiri untuk menimba ilmu secara lahir dari beliau. Putra-putri beliau lah yang terjun mendidik kami. Ustadz Marozik, biasa kami sapa dengan panggilan "Ustadz", putra beliau yang menempati kamar di sebelah kamar kami. Ustadz lah yang paling sering berinteraksi dengan keseharian kami. Beliau mengisi ngaji setelah maghrib. Ning Yung, putri beliau yang paling so sweet, begitu besar perhatiannya pada kami. Mulai dari membangunkan shubuh, ngopyaki piket, mengambilkan makan, beliau lah yang mengurusi tetek mbengek kami. Ning Yung mengisi ngaji setelah shubuh, dengan suaranya yang menggelegar itu :D. Satu lagi Ustadz Sukamto, kami biasa memanggilnya Gus To. Kalau Gus To ini adalah menantu beliau. Hanya seminggu sekali ngaji Nashoihul Ibad, pada malam Rabu setelah Isya'.
Begitulah, bahkan kepada santri-santrinya sendiri Abah Yai tak "muncul ke permukaan". Selama aku di pondok, hanya sekali saja kami diminta ke ndalem untuk ngaji Al-Qur'an di hadapan beliau. Meski hanya sekali tetapi didikan beliau benar-benar tertanam di hati. Tentang makhroj huruf dan tajwid yang pagi itu beliau ajarkan, sampai saat ini masih jelas ucapan beliau di telingaku.
Bukan teori memang yang diajarkan beliau kepada kami, meski tak bisa dipungkiri tidak sedikit pula nasihat yang beliau berikan kepada kami saat sowan ke ndalem .
Uswah Hasanah yang beliau nampakkan kepada santrinya memang lebih tajam daripada teori. Lisanul hal afshohu min lisanil maqol. Bagaimana beliau mengajarkan kesederhanaan, kerendahan hati, keistiqomahan, kesabaran, tawakkal, ikhlas, bertahan dalam arus, dan ah masih banyak lagi yang beliau ajarkan kepada kami.
Mungkin, jika sampeyan bertanya pada santri-santri beliau, "Siapakah orang yang paling menghormati tamunya?", mereka akan menjawab "Abah Yai". Bahkan jika tamu itu adalah kami yang notabene santri-santri beliau. Ya, beliau sendiri lah yang selalu menuangkan minuman ke dalam gelas untuk kami. Beliau sendiri pula lah yang membukakan tutup-tutup toples yang kemudian mengambilkan kami jamuan yang ada, satu per satu. Sehingga berkali-kali pula lah aku menyusun strategi agar puasa ku tidak batal, tanpa menolak pemberian beliau.
Di setiap kesempatan kami sowan ndalem, selalu yang dipilih adalah pagi hari. Kenapa?, agar ada alasan untuk tidak berlama-lama menyita waktu beliau; ngapunten Abah Yai, badhe kuliah. Karena Abah Yai tak pernah mengakhiri menjamu tamu sebelum tamu tersebut yang meminta. Pernah suatu ketika kami sowan ndalem ba'da maghrib, agar terbentur dengan Isya' yang seharusnya Abah Yai menjadi imam di masjid, sehingga harap kami: kami tidak berlama-lama menyita waktu beliau tetapi tanpa alasan yang "mengada-ada". Tanpa kami sangka, Abah Yai tidak memperdulikan jama'ah di masjid hanya karena "tamu-tamu" semacam kami. Duh, beliau benar-benar megajarkan kami tentang menghormati tamu, tentang mementingkan orang lain.
Kini, teladan kami sudah dipanggil-Nya pulang. Tuhan telah merindukan beliau. Hanya kenangan lah yang dapat ku lihat saat ke Surabaya. Hanya makam beliau lah yang dapat ku kunjungi saat ke Keputih.
Selamat jalan Abah Yai. Selamat jalan wahai guruku...
Selamat menikmati kehidupan baru dalam taman surga...
Semoga Allah Selalu menyayangimu, pembimbing ruhku......
Air mata penuh cinta menetes sedih mengiringi senyumanmu menghadap Tuhanmu, mengiringi perpisahan yang telah ditetapkan....
Engkau rawat kami dengan teladan yg indah. Mohon maaf jika kami tidak tumbuh seindah yg engkau harapkan....
Segala tentangmu akan selalu terkenang...
Beristirahatlah senyaman pengantin..
Semoga Allah memulyakanmu di samping Nabi..
Doa kami selalu, agar engkau selalu disayangiNya...
Selamat jalan wahai Kyaiku....
Selamat menikmati kehidupan baru dalam taman surga...
Semoga Allah Selalu menyayangimu, pembimbing ruhku......
Air mata penuh cinta menetes sedih mengiringi senyumanmu menghadap Tuhanmu, mengiringi perpisahan yang telah ditetapkan....
Engkau rawat kami dengan teladan yg indah. Mohon maaf jika kami tidak tumbuh seindah yg engkau harapkan....
Segala tentangmu akan selalu terkenang...
Beristirahatlah senyaman pengantin..
Semoga Allah memulyakanmu di samping Nabi..
Doa kami selalu, agar engkau selalu disayangiNya...
Selamat jalan wahai Kyaiku....
Ulir Rohwana
Alumni PP. Darussalam Keputih
BASMALAH DALAM SURAT AT-TAUBAH (PART 2)
Moh Fathurrozi, Kaprodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo dan Dai PCINU Korea Selatan(Kajian ilmu qira'at atas polemik basmalah dalam surat al-Taubah)
Berangkat dari pertanyaan pada tulisan pertama; kenapa tidak diperkenankan membaca basmalah dalam surat al-Taubah, baik di awal surat maupun di tengah-tengah surat, apakah larangan ini mengandung arti hukum haram atau sekedar peringatan yang tidak berdampak dosa ?.
Pada tulisan ini, penulis akan memetakan cara baca antara surat al-Anfal dengan al-Taubah dan hukum membaca ayat di tengah-tengah surat al-Taubah.
Dalam ilmu qira'at, ada banyak pendapat tentang cara menyambung antara dua surat; ada yang membaca dengan waqf (berhenti sejenak untuk mengambil nafas kira-kira dua detik), ada yang membaca _washl_ (menyambung dua surat tanpa mengambil tarikan nafas), ada pula yang membaca _sakt_(berhenti sejenak menahan tarikan nafas kira-kira dua detik), bahkan ada pula yang menyambungnya dengan basmalah atau meninggalkannya. Semua tata cara (thariqah/ Metode) ini sahih dan mutawatir, baik bagi _qurra' Sab'ah_ atau asyrah. Misalnya, Imam Nafi', Imam al-Qurra' Madinah, memiliki komplesitas bacaan seperti di atas melalui kedua muridnya yang masyhur; Imam Qalun dan Warsy. Berbeda dengan Imam ‘Ashim, beliau hanya memiliki satu cara baca (satu cara baca memiliki tiga oprasional), yaitu menyambung kedua surat dengan basmalah. Meskipun demikian, untuk cara menyambung antara surat al-Anfal dan al-Taubah, para ulama, baik _qurra sab'ah_ (qira'at tujuh) maupun _qurra' Asyrah_ (qira'at sepuluh) sepakat, baik secara metode maupun oprasionalnya, yaitu dengan tiga cara; _waqaf_, _washal_ dan _sakt_. Ketiga oprasional bacaan ini tanpa membaca basmalah. Berikut contohnya.
Pertama. _Waqaf_, cara mengoprasionalkan bacaan waqaf ini adalah berhenti pada ayat terakhir ( ان الله بكل شيء عليم) mengambil nafas kira-kira dua detik kemudian melanjutkan awal surat al-Taubah. Ketika dalam keadaan berhenti (antara dua surat; al-Anfal dan al-Taubah) seorang qari' boleh menambahkan bacaan isti'adzah. Dalam hal ini, membaca istiadzah dianjurkan.
Kedua. _Washal_, cara mengoprasionalkan bacaan ini adalah menyambung antara kedua surat al-Anfal dan al-Taubah tanpa mengambil tarikan nafas, sebagaimana menyambung antar dua ayat yang berdampingan. Dalam hal ini, seorang qari' tidak perlu membaca kalimat istia'adzah.
Ketiga. _Sakt_, cara mengoprasionalkan bacaan ini adalah berhenti sejenak pada ayat terakhir surat al-Anfal dengan menahan nafas kira-kira dua detik, kemudian melanjutkan awal surat al-Taubah. Dalam hal ini pula, seorang qari tidak perlu membaca kalimat isti'adzah.
Demikian merupakan tata cara (motode) dan orasionalnya menyambung antara surat al-Anfal dan al-Taubah.
Sebelum masuk pada pemetaan hukum membaca basmalah di tengah-tengah surat al-Taubah, terlebih dahulu sebaiknya dipaparkan membaca basmalah di tengah-tengah surat selain surat al-Taubah, agar kita dapat mengetahui secara komprehensif dan dapat menemukan perbandingan hukum.
Secara umum, ulama qurra' sepakat membaca basmalah pada awal setiap surat kecuali surat al-Taubah. Sementara mengawali di tengah-tengah surat selain al-Taubah, ulama qurra' memberikan kelonggaran, yaitu boleh di awali dengan membaca basmalah atau meninggalkannya. Artinya, seorang qari' ketika hendak membaca ayat di tengah-tengah surat selain al-Taubah boleh memilih antara membaca basmalah atau meninggalkannya dengan membaca isti'adzah saja. Namun, alangkah baiknya bagi seorang qari untuk mengawali baca al-Quran dengan basmalah, baik di awal surat maupun di tengah-tengah surat, sebab menambah pembendaharaan pahala.
(Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan tengah-tengah surat yaitu selain ayat pertama dalam surat).
Hukum membaca basmalah pada surat al-Taubah
Adapun hukum membaca basmalah di tengah-tengah surat al-Taubah adalah sebagaimana berikut:
Pertama. Haram membaca basmalah di awal surat al-Bara'ah dan makruh membaca basmalah di tengah-tengah surat. Pendapat ini diutarakan oleh Imam Ibnu Hajar dan Imam al-Khatib.
Dasar pengambilan hukum haram ini karena tidak mengikuti petunjuk bacaan yang mutawatir. Artinya, keluar dari pakem dan kesepakatan ulama qurra'. Sementara hukum makruh di tengah-tengah surat al-Taubah karena tidak ada petunjuk resmi larangannya, sehingga untuk mengantisipasi dilakukan larangan yang tidak mengikat, yaitu hukum makruh.
Kedua. Makruh membaca basmalah di awal surat al-Taubah dan sunnah membaca basmalah di tengah-tengah surat, sebagaimana membaca basmalah di tengah-tengah surat selain surat al-Taubah. Pendapat ini diutarakan oleh Imam Romliy.
Dasar pengambilan hukum ini (makruh di awal surat) adalah karena tidak petunjuk (larangan) resmi dari Nabi maupun sahabat. Sedangkan pengambilan hukum sunnah di tengah-tengah surat adalah karena diqiyas (analogi) kan dengan membaca basmalah di tenga-tengah surat selain al-Taubah.
Oleh karena itu, dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan sebagaimana berikut:
Pertama. Membaca basmalah pada awal surat merupakan sunnah yang sangat dianjurkan kecuali surat al-Taubah.
Kedua. Membaca basmalah di tengah-tengah surat boleh dilaksanakan atau ditinggalkan. Namun sebaiknya membaca basmalah, sebagaimana tradisi yang berkembang, untuk pembendaharaan pahala.
Ketiga. Membaca basmalah di awal surat al-Taubah tidak dianjurkan bahkan dilarang. Sebaiknya jika membaca awal surat al-Taubah cukup membaca isti'adzah saja.
Keempat. Membaca basmalah di tengah-tengah surat al-Taubah sebaiknya ditinggalkan meskipun ada yang berpendapat membolehkannya. Hal ini didasarkan pada qiyas (analogi) tidak dianjurkannya membaca di awal surat. Di samping tidak ada petunjuk resmi dari nash.
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka sebaiknya bagi khalayak ummat muslim yang biasa baca diba'an untuk tidak membaca basmalah ketika mengawali bacaan surat al-Taubah terakhir ayat 127, (لقد جاءكم رسول من انفسكم عزيز) cukup diawali dengan isti'adzah saja. Mengingat membaca basmalah di tengah-tengah surat al-Taubah tidak dianjurkan. Demikian....semoga bermanfaat.
Daftar Refrensi
Al Fadhliy, Abdul Hadi, Al-Qira'at al-Qur'aniyah; Tarikh wa Ta'rif. Beirut: Markas al-Ghadir, 2009.
Al-Dhobba', Al-Idhaah fi Bayan Ushul Al-Qira'at. Mesir: Al-Maktabah Al-Azhariyah li Al-Turats, 1999.
Al- Qadiy, Abd Al-Fattah, Al-Budur Al-Zahirah fi Al-Qira'at Al-Asyrah Al-Mutawatirah. Beirut: Dar Al-Kitab Al-Arabiy, tth.
Al- Qadiy, Abd Al-Fattah, Al-Budur Al-Zahirah fi Al-Qira'at Al-Sab'i. Jeddah: Maktabah Al-Suwadiy, 1992.
Al-Qurtubiy, Abu Abdillah Muhammad, Tafsir Al-Qurtubiy. Beirut, Dar Al-Arabiy, tth.
Al-Qatthan, Mabahits fi Ulum Al-Qur'an. Kairo: Maktabah Wahbah, 1995.
Moh Fathurrozi, Kaprodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo dan Dai PCINU Korea Selatan
27 - Juni – 2018
Nonsan, South Korea.
BASMALAH DALAM SURAT AL-TAUBAH
(Kajian ilmu qira'at atas polemik basmalah dalam surat al-Taubah)
Iqra' (Bacalah) |
Setiap surat dalam al-Quran diawali oleh Basmalah kecuali dalam surat al-Taubah atau al-Bara'ah. Dalam surat al-Taubah tidak dicantumkan basmalah sebagaimana surat-surat yang lain. Hal demikian menimbulkan pertanyaan banyak kalangan kenapa hanya surat al-Taubah yang tidak dicantumkan basmalah.
Sejarah penulisan al-Quran, berawal sejak turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad. Namun penulisan al-Quran pada saat itu dalam kondisi yang sangat terbatas. Nabi setiap kali menerima wahyu, beliau memanggil sekretaris (katib resmi) untuk mendukomentasi wahyu tersebut ke dalam bentuk tulisan. Dukomentasi wahyu ini kemudian dikenal dengan nama mushaf (penulis akan menggunakan kata mushaf).
Pada masa Utsman bin Affan, mushaf ini kemudian ditulis kembali dalam rangka menjaga dari kesalahan sekaligus menjaga otentesitas variasi bacaan al-Quran( qira'at al-Quran). Penulisan masa ini, dilaksanakan oleh tim yang telah mendapatkan rekomendasi dari khalifah Utsman dan persetujuan para pembesar sahabat. Direktur utama dalam penulisan mushaf ini adalah Zaid bin Tsabit. Secara teknis pelaksanaan penulisan ini dilakukan secara selektif dan ketat. Setiap ayat yang hendak ditulis harus melalui perksaksian dua orang yang mendengar langsung dari Nabi. Tidak hanya itu saja, Sayyidina Utsman mengeluarkan kebijakan yang luar biasa, yaitu memerintahkan untuk membakar semua mushaf selain mushaf yang ditulis oleh tim. Hal ini dilakukan dalam rangka menyatukan persepsi tentang bacaan al-Quran yang sesuai bacaan Nabi Saw. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa penulisan al-Quran ini telah tuntas tanpa problem yang berarti. Kembali pada pertanyaan di atas; kenapa dalam surat al-Taubah tidak dicantumkan basmalah, apakah hal ini sesuai petunjuk Nabi, sahabat atau tim penulis mushaf lupa mencantumkannya?.
Dalam banyak kesempatan, penulis sering mendapat pertanyaan, baik dari kalangan mahasiswa/I maupun dari kalangan masyarakat biasa, yang kira-kira hampir sama dengan di atas, yaitu; kenapa dalam surat al-Taubah tidak dicantumkan basmalah bahkan tidak diperkenankan membacanya, baik di awal surat maupun di tengah-tengah surat..??
Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, penulis perlu menjelaskan terlebih dahulu kronologis tidak dicantumkannya basmalah dalam surat al-Taubah.
Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, penulis perlu menjelaskan terlebih dahulu kronologis tidak dicantumkannya basmalah dalam surat al-Taubah.
Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi tidak dicantumkannya basmalah dalam surat di atas, yaitu: pertama, dalam tradisi Arab jahiliyah dahulu jika mereka melakukan perjanjian dengan sebuah kaum atau kabilah yang lain dan hendak memutuskan perjanjian tersebut, maka mereka mengirimkan sepucuk surat pemutusan tanpa mencantumkan kalimat basmalah. Pun demikian, ketika umat muslim memutuskan perjanjian dengan orang-orang musyrik, Nabi mengutus Sayyidina Ali untuk membacakan surat di atas ( al-Taubah) di hadapan mereka tanpa diawali dengan bacaan basmalah, sesuai adat mereka.
Kedua, Ibnu Abbas bertanya kepada Utsman tentang tidak dicantumkannya basmalah dalam surat al-Taubah. Utsman menceritakan kronologisnya, bahwa pada masa Nabi, ketika wahyu diturunkan kepadanya, Nabi memanggil salah satu sekretaris beliau untuk mendokumentasinya, dan beliau mendekte penempatan dan tata letaknya. Perlu diketahui bahwa surat al-Anfal termasuk surat yang turunnya awal, sedangkan surat al-Taubah termasuk surat yang turunnya Terakhir, kedua kisah dan penyajiannya kedua surat di atas mirip dan hampir sama. Dalam hal tersebut, Nabi tidak menjelaskan bahwa surat al-Anfal bagian dari surat al-Taubah. Saya pun ( Utsman bin Affan ) berkesimpulan bahwa surat al-Anfal bagian dari surat al-Taubah. Oleh karena itu, saya urutkan kedua surat tersebut tanpa mencantumkan basmalah.
Ketiga, pada kekhalifahan Utsman, para sahabat berselisih pendapat tentang surat al-Taubah. Sebagian sahabat menganggap bahwa antara surat al-Taubah dan al-Anfal adalah satu surat yang tidak terpisahkan. Sebagian sahabat yang lain menganggap bahwa keduanya adalah dua surat yang mandiri. Untuk mendamaikan kedua perselisihan tersebut, Utsman mengambil sikap tengah, yaitu tidak mencantumkan basmalah. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak yang berselisih dapat saling menerima. Dari pihak yang menganggap keduanya (al-Anfal dan al-Taubah) satu surat tidak keberatan, karena tidak dicantumkan basmalah. Sedangkan dari pihak yang menganggap keduanya adalah dua surat yang mandiri juga dapat menerima karena beda nama suratnya, meskipun tidak diawali dengan basmalah.
Keempat, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau bertanya kepada Sayyidina Ali tentang tidak dicantumkannya basmalah dalam surat al-Taubah. Sayyidina Ali menjelaskan bahwa basmalah adalah kalimat aman sementara surat al-Taubah turun sebab perang, tidak aman. Oleh karena demikian, antara aman dan perang tidak dapat disatukan. Demikian pula, dalam basmalah itu terdapat kandungan rahmat, kasih sayang, sedangkan dalam surat al-Taubah terdapat kemarahan. Oleh karena itu, antara rahmat dan kemarahan tidak bisa disatukan. Senada dengan pendapat di atas, Imam al-Sufyan mengatakan bahwa basmalah adalah ayat rahmah, rahmah memiliki arti aman. Sedangkan surat al-Taubah turun kepada orang-orang munafik dan mengandung perang, sebab itu tidak aman bagi orang-orang munafik.
Dari kronologis di atas dapat disimpulkan bahwa para sahabat sepakat tidak mencantumkan basmalah dalam surat al-Taubah berdasarkan pada periwayatan yang diterima oleh mereka dari Nabi. Pun demikian, Nabi ketika menerima ayat tersebut dari Jibril tidak disertai basmalah. Hal ini juga dibuktikan bahwa tidak ada satu pun ahli qurra’ sab'ah (qira'at tujuh) maupun qurra' asyrah (qira’at sepuluh) yang meriwayatkan membaca basmalah di awal surat al-Taubah. Artinya, mereka sepakat meninggalkan membaca basmalah di awal surat al-Taubah.
Dari kronologis di atas dapat disimpulkan bahwa para sahabat sepakat tidak mencantumkan basmalah dalam surat al-Taubah berdasarkan pada periwayatan yang diterima oleh mereka dari Nabi. Pun demikian, Nabi ketika menerima ayat tersebut dari Jibril tidak disertai basmalah. Hal ini juga dibuktikan bahwa tidak ada satu pun ahli qurra’ sab'ah (qira'at tujuh) maupun qurra' asyrah (qira’at sepuluh) yang meriwayatkan membaca basmalah di awal surat al-Taubah. Artinya, mereka sepakat meninggalkan membaca basmalah di awal surat al-Taubah.
Dalam ilmu qiraat, dasar utama dalam membaca al-Quran adalah bersumber dari Nabi dan transmisi yang berkesinambungan. Sebab dalam membaca al-Quran tidak ada istilah qiyas.
القراءة سنة متبعة يأخذها الأخر عن الأول، ولا قياس في القراءة.
Imam al-Jazariy berkata dalam bentuk gubahan syair:
لأنه به الإله أنزلا *** وهكذا منه الينا وصلا
Imam al-Jazariy berkata dalam bentuk gubahan syair:
لأنه به الإله أنزلا *** وهكذا منه الينا وصلا
Wallahu A'lam.
Ust. Moh. Fathurrozi, Lc. M.Th,I.
6 – Juni – 2018.
Nonsan, South Korea.
6 – Juni – 2018.
Nonsan, South Korea.
Senin, 25 Februari 2019
VIDEO PROFIL PP. DARUSSALAM KEPUTIH SURABAYA
Pondok pesantren Darussalam Keputih, merupakan pondok pesantren semi-modern yang memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang. Berawal dari sebuah impian seorang alim ulama’ al-‘Arif billah K.H Nur Fadhil, hingga akhirnya dapat direalisasikan oleh cucu beliau dan mengalami perkembangan yang pesat di tangan cicit beliau hingga saat ini.
Selasa, 06 November 2018
PENGAJIAN UMUM KHUSUS MUSLIMAH
**Perubahan Jadwal**
🎉 hadir dan syiarkan
[PENGAJIAN UMUM]
<Khusus Muslimah>
Hadirilah pengajian umum bulanan khusus muslimah bersama Usth. Dr. Zumrotul mukaffa (ketua yayasan pp. Darussalam keputih Surabaya) pada :
Jadwal : setiap hari rabu pekan ke-2 Tgl (7 Nopember 2018, 12 Desember 2018, Dst )
Jam : 15.30 (ba'da ashar)
Tempat : Gedung Utama PP. Darussalam Keputih
#fatayat
#muslimat
#NU
#aswaja
#santriwati
#muslimah
#ukthi
Kamis, 23 Agustus 2018
Minggu, 20 Mei 2018
Pendaftaran Santri Baru PP Darussalam Tahun Ajaran 2019/2020
INFORMASI PENDAFTARAN SANTRI BARU (PSB)
PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KEPUTIH
SUKOLILO - SURABAYA - JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. SYARAT & KETENTUAN
- Calon santri baru harus datang mendaftarkan diri bersama orangtua/wali calon santri baru
- Calon santri baru minimal adalah lulusan SMP/MTs, dan SMA/MA atau yang sederajat
- Laki-laki Muslim (untuk santri yang mukim di Pesantren Darussalam Keputih)
- Sedang/akan aktif melaksanakan pendidikan formal di luar pondok pesantren
- Mahasiswa maksimal semester 3 di kampusnya (Kampus wilayah Surabaya), dengan menunjukan keterangan dari kampus dan Kartu Tanda Mahasiswa
- Mengisi formulir pendaftaran santri baru (PSB) baik online maupun offline (dianjurkan mengisi form online terlebih dahulu). link sebagai berikut: https://intip.in/FormPendaftaranSantriBaru
- Menandatangani surat pernyataan kesanggupan menaati semua peraturan dan tata tertib pesantren (saat registrasi/ registrasi ulang) sebelum resmi menjadi santri Ponpes Darussalam Keputih Surabaya. link sebagai berikut: https://intip.in/suratpernyataansantri
- Menyerahkan photo copy ijazah terakhir/SKHU legalisir (1 lembar)
- Menyerahkan pas foto 4X6 (warna, 2 lembar)
- Menyerahkan photo copy kartu keluarga (KK) (1 lembar)
- Jika dianggap perlu untuk mematuhi aturan tambahan terkait Pandemi Covid-19, maka Ketentuan Tambahan tersebut akan disusulkan berdasarkan kebutuhan
B. WAKTU PENDAFTARAN
Pendaftaran dibuka Mulai 13 April s/d 31 Juli 2020
Pendaftaran dibuka Mulai 13 April s/d 31 Juli 2020
C. TEMPAT PENDAFTARAN
Sekretariat Panitia PSB Ponpes Darussalam Keputih :
ü Disarankan Daftar online & Pembayaran via Transfer (24 jam – setiap hari) :
Kunjungi Website Resmi Ponpes Darussalam Keputih Surabaya di www.darussalamkeputih.com
ü Layanan Informasi dan Konfirmasi : Pukul 09.00 s/d 16.00 WIB Via Whatsapp (WA) : 087738946046 (Ust. Alif) / 082232329429 (Ust. Indra)
ü Kantor Layanan PSB : Ponpes Darussalam Keputih : Gedung Nur Fadhil Lt. 1
Jl. Arif Rahman Hakim No 09 Keputih, Sukolilo, Surabaya – Jawa Timur
ü Disarankan Daftar online & Pembayaran via Transfer (24 jam – setiap hari) :
Kunjungi Website Resmi Ponpes Darussalam Keputih Surabaya di www.darussalamkeputih.com
ü Layanan Informasi dan Konfirmasi : Pukul 09.00 s/d 16.00 WIB Via Whatsapp (WA) : 087738946046 (Ust. Alif) / 082232329429 (Ust. Indra)
ü Kantor Layanan PSB : Ponpes Darussalam Keputih : Gedung Nur Fadhil Lt. 1
Jl. Arif Rahman Hakim No 09 Keputih, Sukolilo, Surabaya – Jawa Timur
D. AGENDA SANTRI BARU*
E. RINCIAN BIAYA PENDAFTARAN SANTRI BARU
DOWNLOAD EDARAN RESMI PSB PONPES DARUSSALAM KEPUTIH SURABAYA
Informasi Pembayaran PSB bisa dilakukan dengan 2 cara :
1. Tunai (langsung ke sekretariat saat daftar atau daftar ulang)
(Waktu : Senin-Ahad | Pukul : 09.00-16.00 WIB | Jumat libur) : Pertimbangan Aturan Tammbahan,
jika masih ada pandemi Covid-19.
jika masih ada pandemi Covid-19.
2. Dianjurkan Transfer (mentransfer biaya pembayaran melalui rekening milik Ponpes Darussalam)
(Waktu : 24 Jam) Transfer Nominal Biaya Pendaftaran ke :
Rekening BCA No : 7880796628 (An. Akhmad Maroziq)
Bagi yang Menggunakan Pembayaran Via Transfer harap menyimpan bukti pembayarannya untuk dilampirkan dalam pemberkasan persyaratan dan melakukan konfirmasi pada pihak panitia setelah melakukan transfer pada Layanan Informasi dan Konfirmasi : Pukul 09.00 s/d 16.00 WIB Via Whatsapp (WA) : 087738946046 (Ust. Alif) / 082232329429 (Ust. Indra)
Jumat, 24 November 2017
Orientasi Pengenalan Pondok Pesantren (OP3)
darussalamkeputih.com, surabaya. 27 Agustus 2017. Acara Orientasi Pengenalan Pondok Pesantren (OP3) Ponpes Darussalam Keputih Surabaya Tahun Ajaran 2017-2018. berlangsung dengan lancar dan khidmat, acara tahunan ini bertujuan untuk mengenalkan Dunia Pondok pesantren khususnya Ponpes Darussalam Keputih Surabaya kepada Santri Baru.
beberapa agenda yang tersusun adalah ; acara pembukaan OP3 yang dibuka langsung oleh Dewan pembina/pengasuh Ponpes Darussalam Keputih Surabaya KH. Achmad Arsyad Arif dan dihadiri oleh para asatidz PPDS. usai pembukaan, maka selama 1 hari sejak pagi hingga malam hari santri baru mengikuti kegiatan tersebut.
Rangkaian acara usai pembukaan adalah pembarian Hadiah pemenang Lomba 17 Agustus-an HUT RI Ke-72, dilanjutkan penyampaian materi tentang Profil pesantren, kurikulum pendidikan pesantren, tata tertib pesantren, Ziarah Maqbaroh Pendiri PP. Darussalam Keputih Surabaya, kepesantrenan dan Aswaja, renungan Malam dan Shalat hajat/Tahajjud.
Adapun pemateri dalam acara OP3 ini adalah : Profil pesantren disampaikan oleh Ust. H. Agung Wahyudi, beliau mengenalkan semuah keluarga ndalem PP. Darussalam keputih, silsilah keluarga dan sejarah singkat tentang PP. Darussalam Keputih Surabaya. setelah itu Penyampaian tentang Sistem pendidikan dan kurikulum PP. Darussalam Keputih oleh Ust. M. Alfithrah Arufa (Bid. Pendidikan dan Pengajian) disini beliau memaparkan bahwa Ponpes Darussalam keputih mewajibkan santrinya untuk mengikuti pengajian dalam Program Madrasah Diniyah dengan pembagian 3 program yakni ; program Bahasa, Fiqih, dan Al-Qur'an/Tahfidz. santri akan diseleksi untuk masuk dalam program yang sesuai dengan kemampuan dasar yang dimilikinya.
Usai Pemapran Kurikulum Peasantren, Ust. H. Haris Maulidi (Koor. Bid. Keamanan dan Ketertiban) menyampaikan tentang Aturan-aturan Pesantren terkait hak dan Kewajiban santri Darussalam selama Mondok di Ponpes Darussalam Keputih Surabaya, sangsi dan hukuman apa saja yang ada bagi yang melanggar aturan pesantren. Di sore harinya, usai shalat Asharsantri diajak menuju Maqbaroh (kuburan) pendiri Pesantren Darussalam Keputih Surabaya, mereka dikenalkan lokasi dan profil pendiri keluarga yang sudah wafat. tepatnya di Makam Islam Keputih di Gang Makam, dalam kegiatan Ziarah ini santri baru didampingi olelh beberapa Ustadz dan dipimpin Yasin dan Tahlil oleh Ust. Sukamto.
Di Malam harinya, ba'da Isya kegiatan masih berlanjut dengan materi Kepesantrenan dan Aswaja yang disampaikan oleh Usth. Siti Musfiqah, disini santri diajarkan bagaimana menjadi santri yang siap berjuang dan belajar, siap hidup secara mandiri dan memiliki sikap kepedulian dan kerjasama dalam bingkai Ahlus sunnah Wal Jama'ah An-Nahdhiyyah. beberapa Game yang dibawakan oleh pemateri membuat santri makin inivatif dan antusias walaupun terasa capek semangatnya makin menigkat juga. satu setengah jam berlalu. materipun berakhir. dan masih ada sesi terakhir yang dilaksanakan menjelang larutnya malam. KH. Achmad Arsyad Arif mendampingi dan mengimami santri baru di Ruang Aula PPDS untuk istighasah, doa bersama shalat hajat. inilah akhir dari acara OP3. hingga larut malam demikian santri dikenakan kebiasaan-kebiasaan yang harus dibangun selama menjadi santri. [alf.ppds]
TASYAKKURAN KEMERDEKAAN & HARLAH PPDS KE-3 BERSAMA PROF.Dr. KH. MA'RUF AMIN
Surabaya | darussalamkeputih.com.
Rabu, 30 Agustus 2017 merupakan catatan sejarah penting bagi Ponpes Darussalam Keputih Surabaya, selain Tasayakkuran kemerdekaan Republik Indonesia ke-72, Ponpes Darussalam Juga memperingati Miladnya yang ke-3 yang lahir pada tanggal 17 Agustus 2014. Acara yang merupakan Agenda kegiatan perdana di Ponpes Darussalam Keputih ini lebih berkesan dan bermakna dengan hadirnya beberapa Ulama/kiyai dan bu nyai, asatidz/asatidzah, Cendikiawan, dan Tokoh Masyarakat, diantara yang hadir dalam acara tersebut adalah Prof. Dr. (Hc) KH. Ma'ruf Amin (Rais 'Am PBNU & Ketua Umum MUI), KH. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI, KH. Hasyim Rowi, KH. Djalaluddin, KH. Mahrobah, selain para Ulama tersbut, hadir juga H. Syamsul Bahri, M.Pd.I (Ka Kanwil Kemenag Jatim) dan Prof. Dr. KH. M. Faqih, Ph.D (Guru Besar ITS). kemeriahan acara tersebut makin terasa dengan hadirnya Santri PPDS, Siswa/siswi SMA Yapita beserta asatid/asatidzahnya, beberapa anggota Fatayat NU, Muslimat NU, serta Banser.
Lantunan Shalawat terus menggema di langit Darussalam Keputih mengiringi kedatangan tamu undangan untuk mengisi ruang-ruang lokasi Jama'ah/tamu/undangan. Halam parkir Ponpes Daussalam Keputih Berangsur penuh begitupun dengan Ruang Aula Lt.2 PP. Gedung Baru Darussalam Keputih yang dipenuhi jama'ah Putri. Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB itu dibuka dengan Pembacaan Yasin dan Tahlil oleh KH. Ahmad Arsyad Arif (Pemibina Yayasan PP. Darussalam) mendoakan para Muassis dan keluarga besar Ponpes Darussalam Keputih, para leluhur Desa Keputih, dan Para mujahidin/pahlawan Republik Indonesia.
Ust. Moch. Isbir yang bertugas sebagai MC acara tersebut mulai membuka Acara dengan Surat Al-Fatihah. Acara demi acara berlangsung dengan tertib dan lancar. dimulai dengan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon secara bersama-sama dengan dipandu oleh Ahmad Hidayatullah sebagai dirigen dari santri Darussalam Keputih. Sambutan-sambutan menyusul usai menyanyikan lagu-lagu tersebut. Sambutan Pertama disampaikan oleh Dr. Hj. Zumroatul Mukaffa, M.Ag (Ketua Yayasan Ponpes Darussalam Keputih), dilanjutkan sambutan oleh H. Syamsul Bahri, M.Pd.I (Ka Kanwil Kemenag Jatim) dan sambutan terakhir oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc,. M.HI (Pengasuh Ponpes Nurul Huda Surabaya).
Tibalah diacara puncak, Pengajian Tasayakkuran kemerdekan RI ke-72 dan Harlah PP. Darussalam Keputih Surabaya ke-3 yang disampaikan oleh Prof. Dr (Hc) KH. Ma'ruf Amin (Rais 'Am PBNU & Ketua Umum MUI) dalam tausiyahnya, beliau sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, diusianya yang masih "balita", Ponpes Darussalam Keputih sudah bisa melaksanakan kegiatan seperti ini, dan siap berjuang serta berkontribusi bersama ponpes-ponpes lainnya yang lebih dahulu ada. banyak hal yang beliau sampaikan diantaranya adalah Tugas Kaum Muslimin dlm bimbingan Ulama. yaitu :
1. Himayatuddin. Memelihara/merawat agama Islam dengan cara:
a. Masyarakat Islam harus melahirkan ulama karena ilmu islam akan hilang dengan wafatnya
Ulama. Pesantren sebagai pendidikan ulama harus berkualitas.
b. Setiap keluarga muslim hendaknya memilih salah satu anaknya yang cerdas untuk dididik di
pesantren agar menjadi ulama. Anak-anak yang lain dididik dalam bidang-bidang lain tapi
jangan sampai tidak ada anak cerdas yg dudidik memjadi ulama.
c. Menjaga aqidah, fikrah dan amaliyah agama yg benar, bukan yang textualist bukan yang
liberalist tapi wasatiyah, ahlussunnah wal jamaah ala manhajil madzahibil arbaah, asyariyah
dan thariqah muktabarah annahdliyah.
2. Himayatul ummah. Memelihara/merawat ummat. dengan cara :
a. Memelihara ummat agar tidak tersesat dalam aqidah fikrah dan amaliyah. Perlu madrasah
diniyah pesantren dan pendidikan agama islam yang terus menerus bagi masyarakat.
b. Usaha membentengi masyarakat dalam kehidupan duniawiyah dari semua unsur yang
menyesatkan.
3. Himayatud daulah. Memelihara/merawat negara. Dalam konteks Indonesia ;
a. Pancadila sebagai dasar negara sudah final karena semua unsur Pancasila merulakan manifestasi
pengamalan Islam dalam bernegara.
b. NKRI sudah final karena dalam NKRI kaum muslimin bisa hidup dalam keteraturan hukum dan
dapat mengamalkan syariat Islam dengan bebas tanpa rintangan.
Acara tersebut dituup dengan pembacaan doa yang sekaligus dibacakan oleh KH. Ma'ruf Amin. Doa tersebut menjadi Pungkasan acara. MC pun menutup acara tersebut, sembari para Ulama ramah tamah, Tim Shalawat Darussalam Keputih kembali mendendangkan Lantunan Shalawat yang indan dan merdu. [alfppds]
Sabtu, 19 Agustus 2017
UPACARA ALA SANTRI DARUSSALAM KEPUTIH PERINGATAN HUT RI KE 72
Darussalamkeputih.com; Surabaya, dalam memperingati HUT RI Ke-72 pada 17 Agustus 2017, Ponpes Darussalam Keputih Surabaya turut berpartisipasi memeriahkan momentum paling bersejarah bagi bangsa Indonesia tersebut. Upacara ala santri ini sudah menjadi tradisi tiap tahunnya.
semangat santri darussalam keputih tetap berkobar walau tidak bisa melibatkan semua santri secara lengkap - karena beberapa santri yang notabene adalah mayoritas mahasiswa di berbagai kampus sekitar Ponpes Darussalam Keputih Surabaya - masih dalam masa liburan kampus sehingga mayoritas santri (mahasiswa) masih libur dan belum masuk pondok, walau demikian santri yang masih menetap di pondok ditambah dengan hadirnya santri baru (sekaligus mahasiswa baru) menjadikan upacara tetap istiqamah dan penuh antusis dari santri.
Upacara yang berlangsung secara hidmat tersebut di pimpin oleh Rizky (ketua Organisasi Santri INSAN Darussalam Keputih). Bertindak sebagai pembina upacara Ust. Ir. H. Agung Wahyudi (Pembina Yayasan PPDS), selain membacakan teks Proklamasi beliau juga menyampaikan amanat yang penting bagi para santri, dalam sambutannya Pembina Upacara meneriakkan kata "Merdeka-Merdeka-Merdeka...!" dengan lantangnya dan diikuti oleh seluruh peserta Upacara, beliau menyampaikan bahwa kemerdekaan 72 tahun ini bukanlah diperoleh secara Gratis, namun merupakan perjuangan kristalisasi keringat dan darah para pejuang, perlu dingat pula peran para ulama dan santri merupakan hal yang paling besar peranannya dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia. kita harus ingat sejara, kata bung karno JAS MERAH (Jangan pernah melupakan Sejarah).
Beliau mengatakan ; ingatlah dalam mempertahankan kemerdekaan saat indonesia baru seumur jagung dengan komando dari Rais 'aam NU; Hadrauts Syaikh KH. Hasyim As'ari mengikrarkan bahwa Membela tanah air adalah Jihad Fii Sabilillah ...., sadarilah kita sebagai santri-santri Ponpes Darussalam adalah penerus perjuangan para ulama dan santri yang merebut dan mengikrarkan kemerdekaan Indonesia, inilah tugas besar kita semua yang kita semangati sesuai dengan cita-cita para pejuang kita. waspadalah terhadap gerakan-gerakan radikalisme yang ingin memporak-porandakan Negara kita dengan upaya menggantikan falsafah Negara kita yaitu Pancasila. sadarilah generasi Muda penerus Islam Ahlus sunnah wal jama'ah ... NKRI Harga mati. itulah yang harus kita tanamkan dalam jiwa kita.
Beliau mengatakan ; ingatlah dalam mempertahankan kemerdekaan saat indonesia baru seumur jagung dengan komando dari Rais 'aam NU; Hadrauts Syaikh KH. Hasyim As'ari mengikrarkan bahwa Membela tanah air adalah Jihad Fii Sabilillah ...., sadarilah kita sebagai santri-santri Ponpes Darussalam adalah penerus perjuangan para ulama dan santri yang merebut dan mengikrarkan kemerdekaan Indonesia, inilah tugas besar kita semua yang kita semangati sesuai dengan cita-cita para pejuang kita. waspadalah terhadap gerakan-gerakan radikalisme yang ingin memporak-porandakan Negara kita dengan upaya menggantikan falsafah Negara kita yaitu Pancasila. sadarilah generasi Muda penerus Islam Ahlus sunnah wal jama'ah ... NKRI Harga mati. itulah yang harus kita tanamkan dalam jiwa kita.
Upacara kemudian di akhiri dengan pembacaan doa oleh KH. Ahmad Arsyad Arif, dengan hidmat dan khusu' para santri mengamini dan mengangkatkan tangan.
Jumat, 26 Mei 2017
NGAJI RAMADHAN 1438 H DI PPDS
Assalamu'alaikum Wr Wb
Salam Silaturahmi kami sampaikan, semoga limpahan hidayah dan ma'unah-Nya selalu menyertai kita semua, Aamiin
Marhaban Ya.. Ramadhan ...
sehubungan dengan datangnya bulan suci Aramadhan 1438 H, bidang pendidikan dan pengajaran Ponpes Darussalam Keputih Surabaya mengadakan kegiatan pengajian selama bulan Ramadhan 1438 H, kegiatan tersebut dapat diikuti oleh seluruh santri PPDS khususnya dan masyarakat umum yang berkenan mengikuti kegiatan NGAJI RAMADHAN 1438 H Di Ponpes Darussalam Keputih Surabaya.
adapaun agendanya sebagaimana Jadwal brosur di atas (Klik Gambar Brosur) ....
demikian pemberitahuan ini, atas partisipasinya kami sampaikan jazakumullah khairal jaza'.
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Surabaya, 23 Mei 2017
Koord. Pendidikan & Pegajaran PPDS
TTD
Popular Posts
-
DAFTAR KITAB YANG DIKAJI DI PONPES DARUSSALAM KEPUTIH SUKOLILO SURABAYA TAHUN 2015/2016
-
INFORMASI DAN KETENTUAN PENDAFTARAN SANTRI BARU (PSB) PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KEPUTIH SUKOLILO - SURABAYA - JAWA TIMUR TAHUN AJARAN 20...
-
INFORMASI DAN KETENTUAN PENDAFTARAN SANTRI BARU (PSB) PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KEPUTIH SUKOLILO - SURABAYA - JAWA TIMUR TAHUN AJARAN 20...
-
INFORMASI PENDAFTARAN SANTRI BARU (PSB) PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KEPUTIH SUKOLILO - SURABAYA - JAWA TIMUR TAHUN AJARAN 2022/203 A. SYARAT...
-
JADWAL PENGAJIAN UMUM (PUTRA-PUTRI) PONPES DARUSSALAM KEPUTIH SUKOLILO SURABAYA _______________________________________________ ...
-
Pondok pesantren Darussalam Keputih, merupakan pondok pesantren semi-modern yang memiliki sejarah perkembangan yang cukup...
-
SYEKH NAWAWI AL-BANTANI MERAIH PENGHARGAAN "SANTRI OF THE YEAR 2022 - KATEGORI PAHLAWAN SANTRI 2022"darussalamkeputih.com | Acara Puncak Penganugerahan Santri Of The Year 2022 yang diselenggarakan oleh Islam Nusantara Center bekerjasama ...