Tampilkan postingan dengan label Figur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Figur. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Agustus 2022

KETUA YAYASAN PPDS : "SELAMAT & SUKSES PENGUKUHAN GURU BESAR PROF. DR. M. MADYAN (UNAIR)"





Segenap Keluarga besar Yayasan Ponpes Darussalam Keputih Surabaya mengucapkan selamat dan sukses kepada Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin. atas ditetapkannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen.
____________
Sukses, Berkah, dan manfaat dunia akhirat 
Aamiiin Ya Robbal 'Alamin



Rabu, 27 Februari 2019

Selamat Jalan Mutiara yang Terpendam



Tidak bisa dipungkiri, Surabaya telah menghiasi kanvas kehidupanku dengan corak warnanya yang beragam. Lima puluh satu bulan berada di kota tersebut membuatku rindu akan kenangan yang kini hanya menjadi cerita tak berkata. Rasanya ingin sekali me'monumen'kan setiap detik dari empat tahun lebih tiga bulan itu, juga setiap jengkal dari ribuan langkah yang telah kaki ini tempuh. Namun, apalah arti semua itu bila hidupku masih saja tak bermanfaat bagi kehidupan.

Pada kesempatan nganggur di tengah-tengah kesibukan malam ini, melihat sepintas foto beliau yang diupload di group pondok membuat tanganku tak sanggup menolak untuk memonumenkan sosok Abah Yai yang pernah dengan segala teladannya mendidik lakuku.

Darussalam.. Adalah pondok kecil di salah satu sudut kota pahlawan, di pinggiran desa yang bernama Keputih, di belakang kampus besar yang bernama ITS. Pondok sederhana yang menjadi tempatku menghabiskan semester 3 sampai semester 6 kuliahku. Tidak banyak yang tahu memang. Pondok ini hanyalah pondok kecil (dulu, entah sekarang) dengan 2 kamar santri, 1 kamar ustadz, 1 ruang ngaji, dan 2 kamar mandi. Letaknya yang berada di dalam, lebih tepatnya di belakang ndalem, tanpa papan nama seperti pondok-pondok kebanyakan, membuat pondok ini semakin tak diketahui orang. Hanya cerita dari mulut ke mulut lah yang membuat keberadaan pondok ini terdeteksi orang.
Beliau lah Al-Maghfur Lah Abah Yai KH. Abdus Syakur bin Ibrahim yang menjadi magnet bagi segelintir orang-orang pilihan yang sempat nyantri di sana. "Orang se-Keputih, orang se-ITS itu pada kemana saja, ada orang seperti Abah Syakur kok dibiarkan saja", kata dosenku waktu itu. Memang, Abah Yai yang begitu itu seperti berlian yang disembunyikan. Tidak memiliki ratusan santri seperti Kyai kebanyakan. Tidak membutuhkan puluhan jama'ah pengajian seperti Kyai pada umumnya. Beliau seperti tidak mau nampak ke permukaan. Apakah seperti beliau ini yang dimaksud Ibnu Athoillah dalam Kitabnya, Al-Hikam, agar kita menanam diri dalam tanah kerendahan?

Memang, kami tidak disediakan jam tersendiri untuk menimba ilmu secara lahir dari beliau. Putra-putri beliau lah yang terjun mendidik kami. Ustadz Marozik, biasa kami sapa dengan panggilan "Ustadz", putra beliau yang menempati kamar di sebelah kamar kami. Ustadz lah yang paling sering berinteraksi dengan keseharian kami. Beliau mengisi ngaji setelah maghrib. Ning Yung,  putri beliau yang paling so sweet, begitu besar perhatiannya pada kami. Mulai dari membangunkan shubuh, ngopyaki piket, mengambilkan makan, beliau lah yang mengurusi tetek mbengek kami. Ning Yung mengisi ngaji setelah shubuh, dengan suaranya yang menggelegar itu :D. Satu lagi Ustadz Sukamto, kami biasa memanggilnya Gus To. Kalau Gus To ini adalah menantu beliau. Hanya seminggu sekali ngaji Nashoihul Ibad, pada malam Rabu setelah Isya'.

Begitulah, bahkan kepada santri-santrinya sendiri Abah Yai tak "muncul ke permukaan". Selama aku di pondok, hanya sekali saja kami diminta ke ndalem untuk ngaji Al-Qur'an di hadapan beliau. Meski hanya sekali tetapi didikan beliau benar-benar tertanam di hati. Tentang makhroj huruf dan tajwid yang pagi itu beliau ajarkan, sampai saat ini masih jelas ucapan beliau di telingaku.

Bukan teori memang yang diajarkan beliau kepada kami, meski tak bisa dipungkiri tidak sedikit pula nasihat yang beliau berikan kepada kami saat sowan ke ndalem .

Uswah Hasanah yang beliau nampakkan kepada santrinya memang lebih tajam daripada teori. Lisanul hal afshohu min lisanil maqol. Bagaimana beliau mengajarkan kesederhanaan, kerendahan hati, keistiqomahan, kesabaran, tawakkal, ikhlas, bertahan dalam arus, dan ah masih banyak lagi yang beliau ajarkan kepada kami.

Mungkin, jika sampeyan bertanya pada santri-santri beliau, "Siapakah orang yang paling menghormati tamunya?", mereka akan menjawab "Abah Yai". Bahkan jika tamu itu adalah kami yang notabene santri-santri beliau. Ya, beliau sendiri lah yang selalu menuangkan minuman ke dalam gelas untuk kami. Beliau sendiri pula lah yang membukakan tutup-tutup toples yang kemudian mengambilkan kami jamuan yang ada, satu per satu. Sehingga berkali-kali pula lah aku menyusun strategi agar puasa ku tidak batal, tanpa menolak pemberian beliau.

Di setiap kesempatan kami sowan ndalem, selalu yang dipilih adalah pagi hari. Kenapa?, agar ada alasan untuk tidak berlama-lama menyita waktu beliau; ngapunten Abah Yai, badhe kuliah. Karena Abah Yai tak pernah mengakhiri menjamu tamu sebelum tamu tersebut yang meminta. Pernah suatu ketika kami sowan ndalem ba'da maghrib, agar terbentur dengan Isya' yang seharusnya Abah Yai menjadi imam di masjid, sehingga harap kami: kami tidak berlama-lama menyita waktu beliau tetapi tanpa alasan yang "mengada-ada". Tanpa kami sangka, Abah Yai tidak memperdulikan jama'ah di masjid hanya karena "tamu-tamu" semacam kami. Duh, beliau benar-benar megajarkan kami tentang menghormati tamu, tentang mementingkan orang lain.

Kini, teladan kami sudah dipanggil-Nya pulang. Tuhan telah merindukan beliau. Hanya kenangan lah yang dapat ku lihat saat ke Surabaya. Hanya makam beliau lah yang dapat ku kunjungi saat ke Keputih.

Selamat jalan Abah Yai. Selamat jalan wahai guruku...
Selamat menikmati kehidupan baru dalam taman surga...
Semoga Allah Selalu menyayangimu, pembimbing ruhku......
Air mata penuh cinta menetes sedih  mengiringi senyumanmu menghadap Tuhanmu, mengiringi perpisahan yang telah ditetapkan....
Engkau rawat kami dengan teladan yg indah. Mohon maaf jika kami tidak tumbuh seindah yg engkau harapkan....
Segala tentangmu akan selalu terkenang...
Beristirahatlah senyaman pengantin..
Semoga Allah memulyakanmu di samping Nabi..
Doa kami selalu, agar engkau selalu disayangiNya...
Selamat jalan wahai Kyaiku....


Ulir Rohwana
Alumni PP. Darussalam Keputih

Minggu, 02 Oktober 2016

Prof. Dr. H. Muhammad Faqih, Ph.D Mengaku Alumni PP. Darussalam Keputih Surabaya


darussalamkeputih.com [Surabaya, 4 September  2016], Acara Orientasi Pengenalan Pondok Pesantren (OP3) di Ponpes Darussalam Keputih Surabaya merupakan agenda rutin Tahunan dalam menyambut kedatangan santri baru tiap tahunnya. Dalam acara pembukaan OP3 tahun ini beberapa tokoh masyarakat di lingkungan keputih turut berpartisipasi untuk mendoakan kelancaran sejak dimulainya pembelajaran dan pengajian di Ponpes Darusslam keputih Surabaya hingga habis masa tahun ajaran 2016/2017 dan pada masa-masa yang akan datang. diantara tokoh masyarakat yang hadir adalah ; KH. Hasyim Rowie, KH. Djalaluddin, KH. Baihaqi Marzuqi, KH. Sudasi Muka'ab, H. Najih dan Ust. Rahmat abdur Rahman. acara yang dihadiri oleh Pembina yayasan PP. Darussalam Keputih H. Agung Wahyudi bersama KH. Ahmad Arsyad Arif bersama dewan asatidz ini disambut hangat oleh para santri baru tahun ajaran 2016/2017 yang telah siap memulai proses pembelajaran dan pengajian di Ponpes Darussalam Keputih Surabaya. 

sambutan demi sambutan sebagai pesan awal bagi santri baru menjadi kunci start yang penting dalam memulai proses pendidikan di lingkungan Ponpes Darussalam Keputih Surabaya. KH. Ahmad Arsyar Arif sebagai Pembina Yayasan PP. Darussalam Keputih Surabaya memberikan sedikit penanaman bekal ilmu kunci pentingnya menghidupkan nilai-nilai akhlak dan tasawwuf dalam jiwa para santri, setidaknya seorang santri bisa hidup dengan penuh kesederhanaan, kekeluargaan, kesabaran, dan kaikhlasan dalam menjalankan segala amaliahnya setiap hari. Kiyai yang biasanya istiqamah mengampuh pengajian akhlaq taswwuf dengan kitab Bidayah al-Hidayah ini juga memberikan gambaran umum tentang sejarah berdirinya Ponpes Darussalam Keputih Surabaya hingga perkembangannya sampai saat ini, mengenalkan keluarga Ndalem Ponpes Darussalam Keputih. Pemaparan tersebut diharapkan dapat membangun kecintaan santri, pemahaman pada latar belakang dan visi misi ponpes Darussalam Keputih yang akan menjadi wadah tempat istiqamah untuk menimbah ilmu agama selama study di beberpa kampus/sekolah yang ada di sekitar PP. Darussalam Kpeutih Surabaya. 

Sambutan lainnya adalah Sambutan yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Muhammad Faqih, Ph.D (Pembantu Rektror II Kamputs ITS), kehadiran beliau menambah kekuatan dalam Forum OP3 tersebut, kunci yang akan menjadi pegangan para santri Baru maupun lama dalam menguatkan sendi-sendi iman dan taqwa dalam berilmu. Prof. Dr. KH. Muhammad Faqih, Ph.D sangat antusias untuk menghadiri acara tersebut, kedatangan beliau yang sangat disiplin dan tepat waktu bahkan sebelum acara dimulai beliau sudah hadir terlebih dahulu. begitu luas keilmuan dan pengalaman beliau seolah ingin ditumpah ruahkan semuanya dalam Majlis OP3 tersebut, semangat beliau ini bukanlah tanpa alasan, dengan memandangi satu per satu wajah santri PP. Darussalam Keputih ini seolah terpancarkan Harapan Besar kader bangsa yang cerdas otaknya dan kaya hatinya. 

"PP. Darussalam Keputih adalah wadah yang sangat strategis untuk membagun bangsa melalui ilmuan yang taat pada Allah dan RasulNya" ungkap PR II ITS tersebut. secara gamblang beliau juga memberikan catatan-catatan sejarah perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan sebagai gambaran Ilmu dan Saitifik Islam yang menjadi barometer pemikiran-pemikiran Islam masa kini. analisa pada hal-hal tersebut tidak lain hanya dapat dikembangkan oleh Muslim yang berdedikasi tinggi terhadap ilmu Agama dan keagamaan. beliau juga mengenalkan ilmuan Islam yang telah berperan besar dalam menciptakan ilmu saint seperti ilmuan matematika yang menemukan angka nol (0) yang bernama al-Khawarizmi. Arah pembicaraan beliaupun memang terfokus pada Mahasiswa yang notabene mengambil Fakultas ilmu saint bukan ilmu Agama, namun dengan pertimbangan integral antara kemampuan ilmu saint dan Agama pada Santri Darussalam maka diharapkan kelak akan lahir Pemimpin-pemimpin yang yang beriman dan bertaqwa, menjadi ilmuan yang beriman dan bertaqwa, dan lain sebagainya profesi yang beriman dan bertaqwa.

selain catatan peradaban Islam, beliau juga menitipkan pada santri-santri PPDS sekaligus Mahasiswa untuk menjaga Bangsa dan Negara Indonesia ini dengan baik jangan sampai dirusak dan dihancurkan oleh kelompok-kelompok agama yang sebenarnya tidak kenal dengan Indonesia. menjaga Pancasila yang telah dirumuskan oleh para Ulama sebagai landasan Negara NKRI. disinilah harapan kita semua, para santri yang berkopeten dalam ilmu pesantren dan mampu bersaing dalam ilmu Saint dan Teknologi. maka PP. Darussalam Keputih bersama para Santri di dalamnya akan menjadi benteng dalam berdakwah dilingkungan mana saja. maka diperlukan kekuatan Ilmu Aswaja sebagai landasan mempertahankan NKRI dan Islam di Nusantara ini.

Prof. Dr. KH. Muhammad Faqih, Ph.D disela-sela sambutanya memberikan support pada para santri untuk banyak bersyukur dipertemukan tempat tinggal sekaligus belajar Agama Islam yang Strategis. "saya juga ini santri PP. Darussalam, sekarang jadi alumni walau mondoknya hanya sebentar" ungkap Prof. Dr. KH. Muhammad Faqih, Ph.D. beliau mengaku pernah ngaji bersama KH. Ibrahim dan KH. Abdus Syakur (pendiri PP. Darusslaam Keputih). seolah ingin memberikan kesamaan perjuangan menuntut ilmu beliau terus memberikan motivasi yang sangat penting bagi para santri PP. Darussalam keputih. dan akhirnya beliau pun diminta untuk membuka pembelajaran / pengajian PP. Darussalam Keputih TA, 2016/2017 dengan membaca Doa bersama-sama yang dipimpin langsung oleh beliau dan ditirukan oleh seluruh santri dan tamu undangan yang hadir sambil berdiri dan mengangkat tangan (menegadahkan tangan ke langit, memohon pada Allah), inilah pendidikan tauladan memulai dengan menirukan dan berdoa. dan usai doa bersama dikumandangkan, bel pondok Darussalam Keputih pun berdering kencang menggetarkan tembok-tembok suci sebanyak 3 kali sebagai tanda telah dibukanya pembelajaran / pengajian di PP Darussalam (PPDS). 



 ***


M. Alfithrah Arufa
www.darussalamkeputih.com

Senin, 09 Maret 2015

Usulan Gelar Pahlawan untuk KHR. As’ad Syamsul Arifin


Gagasan KHR. As’ad Syamsul Arifin sebagai pahlawan nasional pertama kali dimunculkan Rais ‘Am PBNU, KH. Ahmad Shiddiq. Dia memunculkannya pada acara tahlil malam ke-6 pasca wafatnya Kiai As’ad pada tanggal 9 Agustus 1990 di masjid Jami’ Ibrahimy Sukorejo Situbondo.
KHR. As’ad Syamsul Arifin, sebagai pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, memiliki peran besar terhadap keberhasilan dan suksesnya acara Munas NU dan Muktamar NU ke-27 yang merumuskan asas tunggal Pancasila. Menurut KH. Ahmad Shiddiq, tanpa peran kiai As’ad, pemerintah Orde Baru pada waktu itu sulit hadir membuka Muktamar.

Jumat, 10 Oktober 2014

Cara Cerdik Mbah Wahab Mendamaikan Konflik Politik


Sejak kemerdekaan RI pada tahun 1945, para elit politik Indonesia mengalami disintegrasi bangsa. Mereka saling mencurigai, menyalahkan, tidak mau duduk dalam satu forum. Apalagi banyaknya partai politik yang masing-masing merasa benar. Kondisi seperti ini membuat Bung Karno galau, resah dan gelisah.  Kebuntuan politik seperti ini membuat masing-masing elit politik tidak mau bertemu. Agar mereka tidak merasa malu untuk meminta maaf dan memaafkan,

Selasa, 07 Oktober 2014

Mengenal Kepribadian Luhur Habib Anis Al-Habsyi


Mengenal Kepribadian Luhur Habib Anis Al-HabsyiDua minggu pasca-Lebaran tahun 2006, umat muslim di Soloraya tersentak mendengar kabar duka. Seorang tokoh ulama panutan yang juga keturunan dari Rasulullah saw, Habib Anis Al-Habsyi dikabarkan telah menghadap ke rahmatullah.

Popular Posts